Selasa, 22 Maret 2011

Abah Alwi Kupas Habis Catatan Sejarah Provinsi Banten

Melancong Bareng Abah Alwi: Menelusuri Jejak Daendels

Ahad, 20 Maret 2011, 12:12 WIB
Smaller  Reset  Larger
Agung Sasongko
Abah Alwi Kupas Habis Catatan Sejarah Provinsi Banten
Abah Alwi memberi penjelasan kepada para peserta sebelum bertolak ke Banten di halaman kantor Harian Republika, Jakarta, Ahad (20/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Setelah mengupas habis catatan sejarah Batavia khususnya tentang China Town dan Jejak Arab Batavia, Alwi Shahab, pemerhati sejarah Jakarta, kembali mengajak warga Jakarta terutama pecinta sejarah nasional untuk mengunjungi provinsi Banten dalam acara ‘Melancong Bareng Abah Alwi’. Edisi kali ini bertajuk ‘Menelusuri Jalan Daendels’.
 Mengapa Banten? Karena provinsi yang berada di ujung barat Pulau Jawa ini boleh dibilang kaya akan catatan sejarah dan peninggalan.
Abah Alwi, demikian sapaan akrabnya, mengatakan Banten begitu identik dengan pemandangan pantai yang sangat indah berikut mercusuar berusia ratusan tahun. Di tempat itu Gubernur Jenderal Batavia, Herman Williem Daendels, membuat proyek ambisius untuk menyatukan pulau Jawa dengan jalan raya yang menghubungkan antara Anyer yang berada di ujung barat Pulau Jawa dengan Panarukan yang berada di ujung timur Pulau Jawa. "Titik mula proyek ambisius ini yang kita kenal dengan ‘Titik Nol Jalan Daendels di Anyer’," papar Abah.
Dari jalan titik nol, lanjut Abah menjelaskan, dirinya akan mengajak peserta untuk melihat peninggalan Belanda di Gubernuran, Serang, Banten. Di kawasan inilah, menurut Abah, pemerintah kolonial Belanda mengontrol Banten yang kala itu sudah berhasil ditaklukan dengan politik pecah belah.
"Dari Gubernuran, kita bergerak ke Banten Lama. Di sana begitu banyak tempat bersejarah yang akan kita lihat di Banten Lama, seperti, Keraton Surosowan dan Masjid Kesultanan Banten," ungkap Abah.
Sementara itu, antusiasme  peserta yang mengikuti acara Melancong Bareng Abah Alwi kali ini begitu besar. Mereka sudah berkumpul di halaman kantor Harian Republika sejak pukul 06.00 WIB, Ahad (20/3). Sebagian dari peserta merupakan keluarga. Sisanya sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga paruh baya.
Semuanya sepakat, Melancong Abah Alwi merupakan kegiatan yang menarik untuk diikuti. Selain memperkaya khasanah pengetahuan tentang sejarah, peserta juga bisa menikmati liburan dengan cara berbeda, yaitu belajar untuk menghargai sejarah bangsa. 
Red: Johar Arif
Rep: Agung Sasongko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar