Selasa, 02 November 2010

"Pedekate"

Senin, 01 Nopember 2010
03:58

Ibarat orang pacaran, ketika ada saingan maka kita akan sekuat kemampuan untuk bisa mendapatkan perhatian dari pacar kita. Ibarat "pedekate" maka kita memberikan yang terbaik kepada perempuan yang kita harapkan menjadi pacar kita itu. Itulah hikmah yang bisa saya ambil dari polemic antara Pemkot vs KS-Posco berkaitan dengan kepentingan Pemkot untuk membuat Pelabuhan Kubangsari pada satu sisi, dan pembangunan Pabrik Baja oleh KS-Posco di sisi lain.

Lihat saja dalam beberapa bulan terakhir, di media cetak local misalnya, kita pasti dengan mudah bisa menemukan berita kegiatan amal yang dilakukan oleh PT KS. Misalnya, “KS Group Pedulai Kesehatan: Pengobataan Gratis Bagi Warga Kecamatan Anyar”, “PT KS Bantu Korban Anyer” dan banyak lagi. Tentu kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi, secara kwalitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit KS sudah dimaklumi oleh masyarakat, ketimbang rumah sakit pemerintah misalnya, karena tergolong mahal.

Yang paling menggembirakan dari sekian berita tentang KS di media massa adalah pengangkatan 99 karyawan outsourcing menjadi organic. Belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga ini menjadi hikmah tersendiri untuk masyarakat Kota Cilegon.
Kilas Balik KS Untuk Masyarakat Lokal

Menjadi pengandaian tersendiri untuk penulis, seandainya perhatian KS sebesar ini selama berpuluh tahun di berdiri kokoh di Cilegon, mungkin tingkat penganggur di kota ini tidak senumpuk sekarang ini. Seandainya perhatian KS terhadap warga sekitarnya berlangsung dari dulu, mungkin generasi diatas saya tidak perlu ke RSUD Serang ketika butuh perawatan.

Tetapi, akan menjadi sangat naïf kalau kita sibuk terus berandai-andai terhadap sesuatu yang sudah berlalu. Akan lebih real rasanya berharap kepada pihak KS untuk tidak menghentikan “kebaikannya” kepada masyarakat local. Disamping karena kewajibannya memang seperti itu, juga supaya tidak timbul anggapan kalau PT KS hanya “baik” ketika ada maunya, yakni mendapatkan simpati masyarakat local sebagai modal awal mendapat dukungan public.

Dan, tidak kalah pentingnya, Pemkot sudah semestinya belajar dari ujung polemic ini. Entah dari berbagai segi, diantaranya pelayanan public. Apakah selama ini Pemkot sudah bisa memaksimalkan pelayanan public terhadap masyarakat kota cilegon. Terutama kesehatan?, terutama penerimaan CPNS? Tidakkah sudah menjadi rahasia umum kalau pelayanan kesehatan gakin sangat “itung-itungan” dan “berbeda”. Tidakkah penerimaan CPNS juga sudah menjadi rahasia umum, yang berhasil masuk adalah orang-orang yang “tersambung” dengan kekuasaan, baik langsung maupun tidak langsung? Hitung saja umpanya, keluarga pejabat-pejabat yang jadi PNS! Dan yang langsung misalnya ketua organisasi sayap partai, atau organisasi underbrow kekuasaan? Atau berapa persen PNS yang berlatar belakang keluarga miskin? Tentu semua pertanyaan ini tidak perlu dijawab, sebab semuanya sudah menjadi rahasia umum. Apakah rahasia umum tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai ukuran kebenaran? Sangat kuat, karena walaupun rahasia, tapi masyarakat umum sudah tahu.

Agaknya, ibarat orang pacaran, KS lebih bisa mendekati masyarakat “bil hikmah” untuk bisa mendapatkan simpatik masyarakat lokal, ketimbang Pemkot. Akhirnya, jelas bagi masyarakat mana yang harus dipilih untuk menjadi “pacar” yang penuh perhatian. Semoga KS tetap setia dan tetap pada kesetiaannya, sebab jelas keberlangsungannya tidak lepas dari dukungan dan doa masyarakat local. (Ayatbanten, Dukumalang, 01 November 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar