Jumat, 31 Desember 2010

MUI Kota Cilegon Sosialisasikan Mushaf Al-Bantani & Kalender Hijriyah

Jumat, 31 Desember 2010

06:43

“Ada seorang perempuan tua, pedagang pecel keliling. Di tengah dia menjajakan dagangannya dia kebelet buang hajat. Saking tak tahannya, dia membuang hajat sembarangan dan memilih tempat di bawah papan pengumuman bertuliskan “DILARANG BUANG AIR BESAR DI SINI”. Dia langsung ditegur oleh petugas yang melihatnya, “NEK APA NENEK GAK BISA BACA?”, “BISA”, jawab nenek itu. “COBA!”, cecar petugas. Lalu si nenek membaca dengan sangat fasih pengumuman itu. “KENAPA NENEK MASIH BUANG AIR BESAR DI SINI”, tanya petugas. “SAYA TIDAK MEMBUANG AIR SINI, APALAGI SAMPAI SATU EMBER, SAYA CUMA MAU BUANG HAJAT”, nenek membantah. Petugas langsung mengerti apa yang sedang terjadi dan tersenyum sambil menjelaskan maksud pengumuman tersebut, “NEK, YANG DIMAKSUD DENGAN “BUANG AIR BESAR ITU ADALAH BERAK, ATAU BUANG HAJAT, JADI NENEK JANGAN BERAK DI SINI.”

“Begitu perumpamaan orang yang tidak memahami al-qur’an”, hal ini sampaikan oleh Ketua MUI (Majlis Ulama Indonesia) Kota Cilegon, dalam acara Gema Muharram keliling di Mesjid Husnul Huda Link. Karangtengah, Desa Pabean, Kec. Purwakarta Kota Cilegon, malam Jum’at, 30/12.


Dalam acara ini MUI Kota Cilegon memberikan 2 buah al-Qur’an Al-Bantani yang sudah di revisi, karena sebelum mengalami sedikit kesalahan. Selain penyerahan al-Qur’an Al-Bantani juga diserahkan Kalender Hijriyah. Keduanya, dikatakan oleh MUI Kota Cilegon, amat dari Ibu Gubernur Banten, Atut Chosiyah.

Menurut Udi, kalender hijriyah hampir tidak dikenal oleh umat Islam sendiri, terutama generasi muda. Diterbitkannya kalender hijriyah ini adalah sebagai usaha sosialisasi tahun hijriyah kepada masyarakat yang cendrung lebih mengenal tahun masehi. Hal ini, selain disebabkan oleh nasionalisasi tahun masehi , juga disebabkan kesadaran umat Islam yang pudar. “saya himbau kepada para pemuda, jangan merayakan tahun baru dengan berlebihan, apalagi sampai pesta-pesta di pantai, ugal-ugalan dsb.”, pungkasnya.

“Selain amanat mushaf Al-Bantani dan kelendar hijriyah beliau (gubernur Banten -red) juga menghimbau agar masyarakat mengutamakan kebersamaan, kekompakan agar tercipta masyarakat yang kuat”, kata Udi.[ayatbanten].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar