Selasa, 24 Juli 2012

Tentang Metode Belajar Sejarah #2


24 July 2012

Oleh Ayatulloh Marsai

Saya melanjutkan membaca “Teaching of History” karya S. K. Kochhar. Masih masalah metode mengajar sejarah. Selain yang sudah saya sebutkan sebelumnya, metode buku teks, metode cerita/kisah, berikutnya penulis juga menawarkan metode biografi.

Ideology yang terkandung dalam metode ini, menurut penulis, adalah sejarah digerakan oleh orang-orang besar. Dalam penjelasannya ideology ini sudah tidak tepat, karena dianggap akan menghilangkan peran-peran orang lain dalam sebuah peristiwa besar. Sementara sebuah peristiwa terjadi tidak berdiri sendiri, ada sebab akibat yang melingkupi peristiwa bisa meletus. Makanya penggunaan metode biografi tidak boleh terjebak pada pemujaan para pahlawan, katanya.

Hal positif, kenapa metode biografi harus dipertimbangkan untuk dipakai, anak akan termotivasi oleh kepribadian tokoh sejarah. Hingga ia menjadi salah satu orang yang bisa berfikir dan bertindak melampaui zamannya, menjadi penting dalam peristiwa besar itu.

Secara psikologi, lagi-lagi kekurangan metode biografi, anak-anak didik akan susah berkembang bila melihat tokoh sejarah terlalu sempurna sebagai manusia. Mungkin karena anak-anak merasa karakter si tokoh di luar normalnya manusia, bukan dalam dimensi yang sama. Solusi  yang ditawarkan, “hadirkan tokoh-tokoh disekitar peristiwa, bukan menghadirkan peristiwa-peristiwa disekitar tokoh.” Ini solusi dari Johnson. Saya sepakat!

Ya, menghadirkan tokoh-tokoh pada sebuah peristiwa besar, akan terlihat bahwa sebuah peristiwa terjadi adalah hasil dari proses akumulasi kesadaran banyak orang/tokoh, yang sekaligus didukung oleh kondisi social masyarakat saat itu, bukan semata-semata terjadi oleh kehebatan seseorang. Tokohnya tetap hebat! Tapi peristiwa besar tidak akan terjadi tanpa dukungan yang lain.

Nah, kalau secara sosiologi, teorinya ‘manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain.’

_Karangtengah_sawah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar