24 July 2012
Oleh Ayatulloh Marsai
Harus saya akui selama ini hanya terpaku pada satu metode
pengajaran, yakni ceramah. Klasik bukan! Ya, metode ini bukan tidak perlu,
tetapi yang dibutuhkan adalah metode yang vareatif saja, jangan terpaku pada
satu metode. Saya membaca pagi ini sebuah buku, “Teaching of History,” S. K.
Kocchhar. Ia menekankan bahwa perlu metode buku teks dan kisah (hi, bacanya
baru sampai sini!)
Metode
buku teks, menekankan kepada peserta belajar untuk belajar
memahami teks. Lebih ditekankan kepada bagaimana penulis menafsir peristiwa
sejarah. Kata penulis buku ini, sering kita membaca teks hanya terjebak pada
data-data dan fakta-fakta tanpa membaca lebih lanjut bagaimana interpretasi
penulis terhadap data-data dan fakta tersebut.
Metode kedua, yang saya baca pagi ini adalah metode kisah dan cerita. Penulis
memasukan metode ini ke wilayah seni, karena metode ini membutuhkan kemampuan
seni seorang guru untuk menjadi narrator yang lihai dengan ekspresi sebagai
seorang actor dalam kisah tersebut. Waduh, mesti belajar keras nih!
_Karangtengah_sawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar