Judul : TE-WE (travel writer)
Penulis : Gol A Gong
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Tahun : Februari 2012
Tebal : 103 halaman
TE-WE
(travel writer), bukan buku traveling
biasa. Ini kesan pertama yang akan kita rasakan ketika membaca buku ini. Buku traveling, biasanya banyak bercerita
bagaimana pengalaman, suasana, hotel dan makanan di daerah atau negara tertentu
yang dikunjungi. TE-WE (travel writer) tidak hanya bicara itu. Gol A Gong,
penulis buku ini, membongkar rahasia para traveler
yang bisa bertualang menjelajahi dunia dengan mendapatkan uang. Ini
rahasianya: melakukan perjalanan atau petualangan dengan menuliskan pengalaman
perjalanan itu, kemudian mengirimkan tulisannya ke media.
Dalam
buku ini, Gol A Gong, juga membagi pengalaman bagaimana memasarkan tulisan, serta
memberi wawasan kepada kita tentang tulisan apa saja yang bisa dibuat dari sebuah perjalanan.
Mulai dari feature, laporan perjalanan, sampai novel! Dia berbagi hal tulisan dengan
lugas, karena memang dia melakukannya langsung.
Dia
tidak hanya bertoeri. Dia sudah membuktikannya. Waktu SMA (1981), dia
menjelajahi Jawa – Bali. Saat kuliah, dia keliling Indonesia (1986 – 1988).
Tahun 1990 – 1992, dia susuri negara-negara di Asia: Singapura, Malaysia,
Thailand, Myanmar, Banglades, India, Nepal, dan Pakistan (hal. 5).
Semua
petualangan tersebut kemudian menghasilkan tulisan perjalanan. Dimuat di
majalah Anita Cemerlang, HAI, dan
tabloid Warta Pramuka. Tulisan-tulisan
itu kemudian dibukukan, Perjalanan Asia (Puspa
Swara, 1992) dan The Journey (Maximalis, Grafindo, 2008). Dari
pengalaman perjalanan itu, Gol A Gong, juga membuat novel, Balada
Si Roy (Gramedia Pustaka Utama, 1989-1994) dan Bangkok Love Story (Gramedia Pustaka Utama, 1994).
Kita
dipaksa yakin oleh buku TE-WE ini, karena penulisnya akan membuktikannya lagi,
langsung Maret tahun ini. Mas Gong, akan berangkat bersama istrinya ke Mekah. Dia
menyebut perjalanannya kali ini dengan “honeymoon ala backpacker.”
Tentu
saja perjalanan ini tidak langsung ke Mekah. Bukan petualangan jadinya, kalau
langsung Mekah. Dia akan mengawali perjalanan dari Singapura, naik kereta ke
Kuala Lumpur, terus ke Hat Yai dan seterusnya sampai ke Mekah.
Yang
menjadi berbeda dari buku ini, dibanding buku traveling lain, lagi-lagi adalah gambaran
produk perjalanan itu (tulisan), bagaimana proses produksinya, sekaligus
memasarkannya. Dari perjalanan kali ini, dia sudah merencanakan membuat
sejumlah buku, disamping tulisan perjalanan di beberapa majalah tanah air.
Calon
buku itu adalah Hoeymoon ala Backpacker, Bukan Housewife Biasa, Spiritual Journey, The
Traveler’s Wife, Road to Mecca dan Sukses di Negeri Petro Dollar. Hebatnya,
semua judul rencana buku itu sudah disepakati terbit oleh sejumlah penerbit
besar di Indonesia. Dan, penerbit bersedia membayar di muka untuk biaya
perjalanannya.
Buku
ini cocok dibaca oleh petualang yang belum menulis perjalanan petualangannya. Atau
bagi yang sudah menulis, tetapi masih berserakan di buku diary. Juga pas bagi para
penulis yang masih betah di rumah. Apalagi, bagi yang belum melakukan keduanya,
“wajib” membaca buku ini. Sebab, Mas Gong sengaja ingin “memanas-manasi” pembaca
buku ini, terutama pemula. Di setiap akhir bab, dia meneriakan kalimat
provokatif, misal, “…perkenalkan: I am a
traveler writer and travel writer!”, “Itu
artinya uang, kawan! Bukankah itu keren?”,
“Ayo, saatnya bertualang sambil menulis!”, dan seterusnya.
Kita
akan dibikin menyesal oleh teriakan-teriakan itu, baik karena telah menyia-nyiakan
perjalanan berharga yang pernah kita lakukan, dengan tidak menuliskannya, atau
karena kita belum ke mana-mana sampai detik ini. []
Diresensi
Ayatulloh Marsai
Warga
Banten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar